fauziafirdaus.blogspot.com

Rabu, 02 November 2011

kapan giliranku??


Semuanya indah dimataku. Hidupmu dan hidupmu teman. Kalian beruntung. Semua yang ada pada diri kalian sangat mendukung. Membuat lelaki melirik. Begitu sempurna. Bak biola paris yang menawan. Dan aku sangat tak suka dengan posisi seperti ini. Ditengah kalian yang memiliki idaman hati. Sedang aku?? Apa idaman hatiku?? Siapa idaman hatiku?? Dia?? Dia hanya mimpi. Tapi kalian begitu nyata indahnya. Apalagi saat kalian datang padaku dan bilang “ituuuul, aku ditembak!”. Kalian berpolah seperti orang yang sedang ujian matematika dan lupa rumusnya. Linglung. Mondar-mandir kayak setrika. Terus maksud kalian bilang ke aku itu buat liat kebingungan kalian. Toh itu keputusan kalian. Cuma satu, ingat pesanku. Ini selalu yang aku bilang ke kalian “semua ada ditangan kamu. lek iyo-iyo, lek gak-gak, ojok iyo sing gak gak”. Kalian bilang itu dengan rentan waktu yang pendek. Hanya beberapa hari. Aku iri?? Ya, aku iri. Selalu kalian yang bilang “ituul aku ditembak!”. Aku mikir. Kapan giliranku bilang “hey, aku ditembak rek!”. Apalagi kalo kalian bilang “aku lo kemarin habis dikasih ini. Dibeliin ini. Dikado ini. Sama DIA”. Sial! Aku nggak pernah ngerasaain kayak gitu. Kalian beruntung rek. Hidup kalian terlalu indah untuk ku lihat. Satu lagi, jangan pernah terlena sama semua ini. Hidup kalian masih panjang. Tenang, aku selalu ada buat kalian. Walau aku judes, tapi aku ada. Dan nanti, tunggu saja, aku nggak akan bilang “aku ditembak rek!” tapi nanti aku pasti bilang “aku dilamar rek!!”. Tunggu yaaaJ

Lihat aku cinta, kutekan malu ini, untukmu!


aku, kau selalu mencariku. Mencariku hanya untuk menanyakan hal yang tak penting tentang dia. Dia yang kau kejar-kejar. Selalu, apapun yang kau lakukan dan kau rasakan tak pernah luput dari pendengaranku. Semua berjalan lancar. kau dan dia ada komunikasi. Lamban laun, aku dan kau juga semakin dekat. Telephon genggamku selalu bergetar, dan ada namamu disana. “dia sudah punya seseorang diluar sana kah yang ku tak tau?”. Aku tak dapat menjawab itu. Aku tau dia punya seseorang yang telah ia kenal lebih dulu sebelum dirimu. Hanya teman. Dia menganggapmu hanya teman.
Kala itu, aku membeberkan semua tentang dia padamu. Tentang segala yang ku tau padamu. Kecewa. Tampak jelas diwajahmu. Bukan karena tak dapat mendapatkannya. Penyesalan yang kulihat karena seseorang itu lebih dulu mengenalnya daripada dirimu. Mataku menyapu segala perubahan yang terjadi pada wajah manismu. Namun, tetap saja kau selalu mencariku untuk menanyakan hal yang sama, yang sebenarnya sudah kau ketahui. Telingamu terbuka lebar dan matamu mehamai semua tutur kataku yang keluar dari bibir ini tentang dia. Tak ada sanggahan atau apapun itu. Hatimu menelisik dengan seksama.
Segala sesuatu yang kau lakukan, selalu mendapatkan dukunganku. Entah apapun itu. Seolah kau prioritas utama dalam benakku. Ku pandangi sosokmu. Lelaki yang ada saat aku jatuh dan hancur. Kau, sosok yang temani kesendirianku. Dan sekarang, dimana dirimu sekarang?? kau yang selalu hadir dalam benakku ketika ku galau. Kau tak seperti dulu. Semuanya berubah, tak sama seperti dulu. Saat kita duduk berdua, bercengkerama, membahas apapun yang kita inginkan. Namamu yang selalu menghiasi telepon genggamku, seperti dulu. Kau malu mereka tau kedekatan kita?? kau takut dia menjauh karena kedekatan kita?? maaf, jika ini memang salahku terlalu dekat denganmu. Maaf jika kedekatan ini mengganggumu. Mereka membicarakan kedekatan kita. aku malu. Kau malu. Namun apa boleh buat. Ini kenyataannya. Kau mengelakku. Seakan tak mengenalku. Itu lebih memalukan bagiku. Setelah sekian lama kau tiba-tiba seoalah tak mengenalku. Kau melewatiku seakan tak ada aku disana. Aku malu. Aku malu kau perlakukan seperti ini. Tapi biarlah, akan kutekan malu ini, hanya agar dapat melihatmu walau tak sedekat dulu.