fauziafirdaus.blogspot.com

Selasa, 06 Desember 2011

satu hal lagi yang bikin aku nangis. chek this out!!!


Hari ini, hari paling panjang yang pernah aku jalani. Berawal dari niat puasa muharram. Alarmku  bunyi tepat pukul 03.00 dini hari. Oke, aku bangun pergi ke dapur nyalain kompor buat manasin bakso dan nyetekin despenser buat bikin susu. Sambil nunggu aku ke kamar mandi. Eh ternyata aku halangan. Biasalah cewek, tamunya dateng. Sumpah, aku nyesel banget. Ketika aku udah niat banget dari tadi malem eh ternyata gagal. Aku balik ke kamar sambil nahan kecewa berat. Its oke, mungkin belum waktunya juga.
Aku berangkat sekolah sambil keburu-buru. Waktunya udah mepet banget. Sampe-sampe aku gak bisa minum susu dulu. Aku dateng ke sekolah udah sepi, semua udah pada masuk kelas masing-masing. Ade, temen sebangkuku “tul sini deh, aku mau kasih tau. Nanti itu lo ada acara di aula, pembicaranya dr. Arif yang dulu itu”. Sumpah?? Denger itu aku seneng banget. Pertama, jelaslah karena gak ada pelajaran jam terakhir. Kedua, gila dr. Arif!! Ini orang keren benget. Ternyata nggak Cuma pelajaran terakhir aja yang nggak ada, pelajaran Qur’an Hadits juga gak ada gurunya tapi tetep dikasih tugas. Tapi biasalah siswa SMA, dikasih tugas apa kalo gak ada gurunya ya tetep aja ngerjain apa yang mereka mau. Sedang kelasku, ada yang nonton film, ada yang nge-game, dan ada juga kok yang ngerjain walau nggak semua. aku salah satunya siswi yang nonton film waktu itu. Entah kenapa hari ini males banget ngerjain tugas. Atau mungkin gara-gara tau kalo nanti gak pelajaran jadi berdampak sama pelajaran sebelumnya.
Sesuai jadwal acara dilaksanakan. pak hamim udah heboh sama peluitnya manggilin anak-anak yang masih dikelas. Berbondong-bondong siswa-siswi masuk ke aula. Ada boneka. Hahaha aku jadi malu kan. Acara dimulai dengan baca sholawat bareng-bareng, dipimpin sama pak fauzi, wali kelasku dulu. Emang sih awalnya semua berantakan. Tapi setelah dr. Arif dateng, semua hening dan hikmat mendengarkan. “orang islam itu terkenal dengan shafnya yang rapi”. Kalimat itu yang bikin kami semua berbenah. Dari duduk yang awalnya nggak beraturan jadi tertata rapi. “kalian tau kenapa indonesia nggak maju-maju, ya karena ketika temannya semua berdiri tegak menopang badannya dengan punggungnya sendiri sedang teman yang lain malah bersandar dan tidak ada semangat”. Kalimat itu yang bikin kami duduk dengan sikap sempurna dan gagah. “cara melihat orang punya semangat atau tidak itu terlihat dari cara duduknya”. Gila ini orang keren banget! Baru beberapa kalimat saja udah bikin aku terpusat sama semua yang ia bilang. Acara berlangsung dengan kondusif. Semua-semua yang keluar dari mulut dr. Arif udah bikin airmataku jatuh. Terutama tentang ibu. Beliau menceritakan dulu waktu beliau jadi dokter muda, ibunya terkena kanker tiroid. Kanker tiroid itu seperti gondok Cuma di dalem, kalo gondok kan keliatan benjolnya. Ibu beliau dioperasi, dibedah lehernya. Pembedah leher ini adalah pembedahan paling sulit karena dileher banyak saluran-saluran penting dan leher belakang (lupa namanya) juga sebagai pusat pernapasan. Dan aku nggak ngebayangin jadi dr. Arif ngeliat ibunya di operasi dibedah lehernya. Bayangin aja kita ngeliat ibu kita dibedah lehernya. Kalo salah dikit kan udah fatal.ternyata operasi berhasil. Satu kalimat yang diucapkan ibu beliau setelah keluar dari ruang operasi “semoga ibu bisa menghadiri wisudamu”. Ya Allah...... aku nangis nggak brenti-brenti. Kenapa aku nangis, aku inget ibuku juga lagi sakit dirumah. Bener-bener airmata ini nggak bisa berhenti. Selama acara berlangsung, yang namanya airmatku ini nggak pernah berhenti keluar. Apalagi ketika dr. Arif bilang Al-Qur’an dan Sholat. Aku inget sama dosaku Ya Allah. Aku banyak dosa Ya Allah. Aku nggak bisa ngomong apa-apa kecuali “Astagfirullah Ya Allah”. Cuma itu yang bisa ku ucapin dalam keadaan nangis se nangis-nangisnya aku. satu lagi yang bikin nangisku makin menjadi-jadi. Dr. Arif muterin video tentang atlet lari yang sudah latihan berbulan-bulan untuk olimpiade lari 400 meter ini. Kemenangan ini ia tujukan untuk ayahnya dan ibunya dirumah yang sedang sakit. Tapi takdir berkata lain, di 150 meter ia mengalami cidera, ototnya sobek. Tapi ia tetap berusaha berlari dengan terpincang-pincang. Official dan para medis berusaha mengehentikan lelaki ini, karena sangat berbahaya baginya kelak. Ia tetap bertekat melanjutkan permainan ini. Seorang lelaki separuh baya datang, dan hanya lelaki ini yang mampu menghentikan sang atlet. Lelaki separuh baya ini adalah ayahnya. “sudahlah nak tak usah kau lanjutkan ini”. “tidak ayah, aku bisa”. “ sudahlah nak, ini berbahaya untukmu”. Lagi-lagi sang anak menjawab “ tidak ayah, aku harus lakukan ini”. Sang anak memeluk ayahnya dengan kencang dan airmata itu keluar dari sang anak. Melihat anaknya seperti itu, sang ayah bilang “lari lah nak! Lanjutkan permainan ini! Menangkan pertandingan ini!”. Dan akhirnya kedua bapak dan anak itu bergandengan tangan menuju garis finish. Melihat hal ini, ribuan penonton memberikan standing aplause kepada sang juara ini. Memang bukan dia pemenang sebenarnya tapi ia adalah juara bagi ibu dan ayahnya.
Siapa yang mengira atllet yang telah berlatih berbulan-bulan ini mengalami cidera. Benar kata dr.arif “yesterday is history, tomorrow is mistery, today is gift”. Kemarin adalah sejarah, besok adalah misteri, sekarang adalah hadiah. Siapa yang diberi kesempatan untuk hidup hari ini adalah orang yang diberi hadiah terindah. “hidup itu sakit, hidup itu kejam, dan hidup itu perjuangan”. “ barang siapa menjalani dan merespon hidup itu biasa maka hasilnya juga biasa saja, tapi barang siapa menjalani hidup dengan perjuangan yang luar biasa dan tak biasa maka hasil yang ia dapat adalah hasil yang luar biasa dan tak biasa”. “live must go on”. “sepahit apapun masalalumu tak akan bisa diperbaiki, sekarang tugasmu adalah jemput masa depanmu dengan memperbaiki hidupmu sekarang!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar